telolet telolet Cantik Wajah Cantik Hatinya juga, Vera si Pramugari Indonesia Mendapat Pujian usai Gendong Nenek - LUCKYAGEN

Minggu, 08 Januari 2017

Cantik Wajah Cantik Hatinya juga, Vera si Pramugari Indonesia Mendapat Pujian usai Gendong Nenek

Sebuah foto pramugari Garuda Indonesia berseragam biru toska tengah menggendong seorang penumpang yakni nenek menjadi viral di internet.

Foto tersebut diunggah oleh Budi Soehardi di media sosial Facebook pada Sabtu (7/1/2017) pukul 19.45.


Hingga berita ini diunggah www.luckyagen.com, unggahan Budi Soehardi ini mendapat like dan emoji 1400 dikomentari 65 facebooker dan 217 kali dibagikan.

Panen pujian pun mengalir deras pada Vera, sang pramugari dan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Di sisi lain, tak sedikit netizen yang memberikan masukan kritis. Simak beberapa komentar netizen di bawah ini pada wall status ini.

Bayu Julianto Respons to respect for Duty. Having good works job's

Dilla Bowcher mulia sekali.. udah cantik wajahnya cantik pula hatinya

Brahmanie Hastawati Wishing the Management and Chief of Flight Attendant response accordingly.
Proud of you girls..

Handoko Widagdo Luar biasa!


Johanes Kakiailatu Exellent service


Herimanto Suhardi Pramugari idaman, mulia dan penuh welas asih

Natanael Vd Very good observation! Semoga aja kalo ada apa2 sama punggung mbak mugarinya, pihak Garuda mau bantuin

Berikut pujian sekaligus masukan kritis yang disampaikan netizen

Mulyoto Png Pak Budi Soehardi...saya salut dengan mbak pramugari yang membantu penumpang tersebut. Dua jempol untuk mereka. Tetapi ada beberapa hal yang memang menarik untuk dicermati dan diperhatikan oleh manajemen Garuda dan ground handling. Diantaranya si ibu duduk di kursi yang agak ke belakang bukan nomer 21; 22 atau 23; keadaan si ibu seharusnya sudah diketahui saat boarding sehingga seandainya pesawat parkir di remote, maka crew bisa minta ambulift dan WCHC (aisle wheelchair) untuk penumpang. Kalaupun dapat di garba rata maka tinggal minta WCHC.
Kalau di tilik Pesawatnya B737.
Permasalahannya adalah WCHC merupakan barang langka di bandara Soetta. Jadi ini merupakan catatan bagi PT Angkasa Pura dan maskapai penerbangan, paling tidak di setiap Gate ada WCHC.
Maaf ini uneg2 dari saya yang pernah membuat pesawat delay 30 menit gara2 tidak ada WCHC dan akhirnya saya harus menggendong istri saya ke dalam pesawat yang sudah penuh dengan penumpang.

Surya Steve Saya salut sama pramugari nya. Tapi seharusnya ada inflight wheelchair. Ini bukan soal service from the heart. Tetapi soal safety.

Satu, safety dari pramugari. Kalau pramugari cidera, siapa yg akan menanggung? Tentu pramugari sendiri. Garuda siap untuk menanggung resiko cidera employee nya?

Kedua, kalau sewaktu di gendong tiba tiba terjatuh, kemudian penumpang nya cidera dan terluka, pramugarinya harus tanggung jawab. Krn dia yang mengambil keputusan untuk secara pribadi menggendong sang nenek....

Banyak resiko dari tugas seorang flight attendants. Saya salut pribadi kepada mbak pramugari ini. Tapi sangat disesalkan, kenapa inflight wheelchair tidak dipergunakan? Atau jangan jangan...garuda tidak memiliki fasilitas inflight wheelchair kah?

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar menyebut kejadian itu berawal dari seorang nenek membutuhkan kursi roda untuk bisa keluar dari pesawat.


Diketahui, pramugari yang menggendong penumpang lanjut usia itu bernama Vera.

Ia menjelaskan kejadian tersebut berawal ketika Vera bertugas dalam penerbangan GA 821 Kuala Lumpur – Jakarta, Sabtu siang (7/1/2017).

Pesawat berangkat dari Kuala Lumpur pukul 12.50 waktu setempat dan tiba di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pukul 13.55 WIB.


"Ketika penumpang sudah keluar semua, terlihat seorang penumpang perempuan lanjut usia masih terduduk di kursi 41C dengan ditemani salah seorang anggota keluarganya. Tanpa menunggu lama, awak kabin Vera, mendatangi penumpang tersebut yang terlihat membutuhkan kursi roda untuk bisa keluar dari dalam pesawat," jelas Benny dalam keterangan pers kepada KompasTravel, Minggu (8/1/2017).

Sambil menunggu kursi roda datang, Vera dan sang nenek kemudian terlibat percakapan ringan. Kemudian diketahui bahwa penumpang yang bersangkutan merupakan anggota rombongan umroh yang akan melanjutkan penerbangan berikutnya.


"Setelah menunggu beberapa waktu lamanya, kursi roda belum datang juga, maka Flight Service Manager (FSM) Ninik Septinawati dan pramugari Vera segera menawarkan bantuan untuk dapat secepatnya membantu penumpang keluar pesawat," ungkap Benny.

Ia mengungkapkan tawaran bantuan untuk itu dilakukan mengingat baik awak kabin dan penumpang akan melanjutkan ke penerbangan berikutnya.

Benny menyebut Vera berinisiatif menawarkan untuk menggendong penumpang lanjut usia itu dari kursi belakang menuju pintu keluar di depan. Kemudian, tanpa menunggu lama,  Vera segera memapah dan kemudian menggendong penumpang tersebut sambil didampingi FSM Ninik menuju pintu depan pesawat.

Tak lama kemudian datang petugas yang membawa kursi roda yang dibutuhkan. Baik penumpang maupun awak kabin akhirnya dapat melanjutkan tugas dan penerbangan berikutnya.

“Apa yang dilakukan awak kabin Garuda Indonesia merupakan bagian dari standar layanan profesional Garuda Indonesia. Melayani dengan sepenuh hati dan dengan tulus merupakan ciri khas layanan kami. Apa yang dilakukan Vera sebetulnya merupakan bukti dan cerminan kerja profesional. Yang jelas para awak kabin telah berinisiatif untuk mencari solusi atas situasi yang ada,” kata Benny.

Benny menambahkan apa yang dilakukan para awak kabin kiranya dapat menjadi contoh positif bagi semua pihak untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan di masa mendatang.

Hal itu sesuai dengan penghargaan internasional yang diterima Garuda Indonesia sebagai maskapai dengan pelayanan bintang lima.


Garuda Indonesia pada tahun 2016 mendapatkan penghargaan untuk ketiga kalinya sebagai "World Best Cabin Crew" dari Skytrax. Skytrax adalah sebuah lembaga independen pemeringkat penerbangan yang berkedudukan di London.


0 komentar:

Posting Komentar